Oleh: fitri05 | Juni 29, 2009

PENGARUH TEKNOLOGI KONSERVASI HEDGEROWS PADA TERAS BATU DAN BANGKU MIRING TERHADAP MIKROFLORA TANAH DAN HASIL TANAMAN TEMBAKAU (Nicotiana tobacum L.) DI SUB-DAS PROGO HULU

MAKALAH SEMINAR PROPOSAL
Mahasiswa S1 Reguler

PENGARUH TEKNOLOGI KONSERVASI HEDGEROWS PADA TERAS BATU DAN BANGKU MIRING TERHADAP MIKROFLORA TANAH DAN HASIL TANAMAN TEMBAKAU (Nicotiana tobacum L.) DI SUB-DAS PROGO HULU

Usulan Penelitian untuk Skripsi
Diajukan kepada :
Jurusan/Program Studi Ilmu Tanah

Disusun oleh :
FITRI SERTIA MAYANTI
H 0205034

Pendamping Utama : Ir. Sudadi, MP.
Pembimbing Pendamping : Ir. Joko Suyono, MSi

JURUSAN/PROGRAM STUDI ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Degradasi lahan masih menjadi salah satu masalah saat ini dalam usahatani yang ada di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh adanya erosi, pengurasan hara, dan alih fungsi lahan yang mengakibatkan penurunan kualitas tanah, baik dari segi fisik, kimia, maupun biologi tanahnya. Degradasi lahan akan berpengaruh pada penurunan kesuburan tanah.
Wilayah Sub-DAS Progo Hulu merupakan bagian dari kabupaten Temanggung penghasil tembakau yang memiliki nilai komparatif tinggi dan telah memberikan kesejahteraan bagi masyarakat sejak masa lalu secara turun temurun. adanya peningkatan permintaan akan tembakau sebagai bahan baku rokok kretek, menyebabkan petani menambah areal tanam tembakau ke puncak-puncak gunung Sumbing dan Sindoro dengan kemiringan lereng > 30%. Teknik budidaya tanaman tembakau pada kemiringan lereng curam yang tidak sesuai dengan kaidah konservasi tanah dan air menyebabkan terjadinya erosi sehingga memacu terjadinya degradasi lahan.
Berdasarkan peta tingkat bahaya erosi, dapat dikriteriakan bahwa empat sentra penanaman tembakau (Lamuk, Lamsi, Paksi, dan Toalo) termasuk daerah dengan tingkat bahaya erosi yang berat sampai sangat berat (Fak. Geografi UGM dan Sub-BRLKT Opak-Progo, 1987 dalam Djajadi, 2000). Hal ini karena kondisi topografinya yang mempunyai kelerengan curam > 30% dengan intensitas hujan yang cukup tinggi. Lahan yang baik untuk tingkat kelerengan seperti itu seharusnya ditanami dengan tanaman tahunan yang mempunyai perakaran yang dalam sehingga dapat berfungsi sebagai perlindungan hidrologis.
Menurut Good Governance in Water Resource Managemet- European Union (GGWRM-EU) (2004) cit Suyana (2009), Sub-DAS Progo Hulu merupakan Sub DAS di wilayah Kabupaten Temanggung yang menempati urutan peringkat pertama dalam prioritas penanganan lahan kritis, dimana saat ini memiliki lahan kritis dan sangat kritis seluas 3.029 ha atau 12,9% dari luas wilayahnya dan menyebar terutama pada lahan yang digunakan untuk usahatani berbasis tembakau. Erosi yang terus terjadi di wilayah tersebut telah menyebabkan degradasi lahan yang berupa kerusakan lahan dan menurunnya kesuburan tanah. Kerusakan lahan ditandai dengan hilangnya lapisan top soil serta kenampakan alur-alur (gully) erosi dan bahan induk tanah. Penurunan kesuburan tanah ditandai dengan kebutuhan pupuk kandang dari tahun ke tahun yang semakin meningkat. Peningkatan kebutuhan pupuk kandang meningkat dari sekitar 22,5 ton/ha pada tahun 1988 menjadi 48 ton/ha pada tahun 2000 (djajadi, 2000). Hal ini dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mikroflora yang berada didalam tanah berkurang karena kondisi lingkungan mikro yang tidak stabil seperti suhu tanah yang berubah menjadi panas begitu pula dengan kelembaban dan kadar air tanahnya.
Dilihat dari segi keadaan fisik didaerah sub-DAS Progo Hulu dan makin tingginya permintaan akan hasil tanaman tembakau, dibutuhkan suatu paket teknologi konservasi yang bertujuan untuk mengendalikan erosi dan rehabilitasi untuk meningkatkan produktivitas lahan. Teknologi konservasi hedgerows merupakan salah satu komponen konservasi yang memadukan antara tindakan konservasi secara mekanik dan vegetatif dengan adanya pembuatan pagar-pagar hidup yang diatur mengikuti garis kontur. Teknologi konservasi hedgerows mempunyai multifungsi diantaranya selain untuk menekan tingkat erosi, juga dapat merehabilitasi kesuburan tanah sehingga dapat meningkatkan keberadaan mikroflora tanah yang merupakan salah satu indikator dari kualitas tanah.
Tanah pertanian yang subur mengandung lebih dari 100 juta mikroba per gram tanah. Produktivitas dan daya dukung tanah tergantung pada aktivitas mikroba tersebut. Sebagian besar mikroba tanah memiliki peranan yang sangat menguntungkan bagi pertanian, yaitu berperan dalam menghancurkan limbah organik, mendaur ulang hara tanaman, fiksasi biologis nitrogen, pelarutan fosfat, merangsang pertumbuhan, biokontrol patogen dan membantu penyerapan unsur hara (Gunarto, 1990).
Berdasarkan permasalahan diatas diperlukan penelitian tentang pengaruh dari jenis teras dan tipe hedgerows terhadap mikroflora tanah dan hasil tanaman tembakau (Nicotiana tobacum L.) di sub-DAS progo hulu.
B. Perumusan Masalah
Bagaimanakah pengaruh dari teknologi konservasi Hedgerows pada teras batu dan teras bangku miring terhadap mikroflora tanah dan hasil tanaman tembakau (Nicotiana tobacum L.) di sub-DAS progo hulu?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari teknologi konservasi Hedgerows pada teras batu dan teras bangku miring terhadap mikroflora tanah dan hasil tanaman tembakau (Nicotiana tobacum L.) di sub-DAS progo hulu.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai manfaat untuk memberi masukan, rekomendasi dan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai teknologi konservasi tanah dan air yang terbaik pada lahan tembakau di Sub-DAS Progo Hulu.
E. Hipotesis
Ho : Penerapan teknologi konservasi Hedgerows dengan menggunakan teras batu dan bangku miring berpengaruh nyata terhadap mikroflora tanah dan hasil tanaman tembakau.
Hi : Penerapan teknologi konservasi Hedgerows dengan menggunakan teras batu dan bangku miring berpengaruh tidak nyata terhadap mikroflora tanah dan hasil tanaman tembakau.

II. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Sub-DAS Progo Hulu Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah pada bulan April-September 2009. Analisis tanah dilaksanakan di laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah dan Biologi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.
B. Bahan dan Alat Penelitian
1. Data
a. Peta tanah, peta administrasi dan peta penggunaan lahan Sub-DAS Progo Hulu Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, skala 1: 50.000
b. Data pendukung berupa data iklim, curah hujan, kelembaban udara, temperatur udara.
2. Bahan Kemikalia
Analisis laboratorium
a. Analisis Tanah Awal
Bahan-bahan kemikalia untuk analisis tanah di laboratorium yang meliputi Tekstur, Bulk Density (BV), Kadar Lengas, Bahan Organik, pH, Kapasitas Pertukaran Kation (KPK), N total, P dan K Tersedia Tanah.
b. Analisis mikroflora perakaran
Bahan-bahan kemikalia untuk menganalisis populasi/jumlah mikroflora yang ada di daerah perakaran tanaman tembakau dengan cara menginokulasinya di media PDA dan NA.
3. Alat
a. Alat di lapang
– Plastik
– Klinometer
– Kompas
– Tali rafia
– Kulbox
– Cetok
– Botol semprot + alkohol
– Alat tulis
b. Alat di Laboratorium
– Erlenmeyer
– Gelas piala
– Pengaduk
– Gelas ukur
– Alat pengering (Oven)
– Eksikator
– Petridish
– Coloni Counter
– Timbangan analitik
C. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan 2 faktorial yaitu jenis teras dan perlakuan Hedgerows, sehingga didapat delapan kombinasi perlakuan. Pendekatan variabel disusun dengan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang diulang tiga kali sebagai kelompok (blok). Pengelompokan disusun berdasarkan kemiringan lereng, yaitu: >30-45%, >45-60%, dan >60% menggunakan metode Hedgerows (penggabungan mekanik dan biologi). Adapaun kombinasi perlakuan tersebut sebagai berikut:

Perlakuan Kombinasi Perlakuan
Teras Hedgerows

Teras Batu (TB) Pola Petani (tanpa Hedgerows) (0) TB0
rumput Setaria spacelata pada guludan kecil setinggi 5-10 cm di samping atas tumpukan batu + mulsa batang tembakau dosis 50% (7-12 ton/ha) (1)
TB1
Setaria spacelata pada guludan kecil setinggi 5-10 cm di samping atas tumpukan batu + mulsa batang tembakau dosis 100 % (14-24 ton/ha) (2)
TB2
Tumpang sari Koro merah dan tembakau pada teras batu + mulsa batang tembakau dosis 50% (7-12 ton/ha) (3)
TB3

Teras Bangku Miring (TM) Pola Petani (tanpa Hedgerows) (0) TM0
rumput Setaria spacelata pada bibir teras + mulsa batang tembakau dosis 50 %(7-12 ton/ha) (1) TM1
Setaria spacelata pada bibir teras + mulsa batang tembakau dosis 100 % + mulsa batang tembakau dosis 100 % (14-24 ton/ha) (2)

TM2
Tumpang sari Koro merah dan tembakau pada teras bangku miring + mulsa batang tembakau dosis 50% (7-12 ton/ha) (3)

TM3

D. Tata Laksana Penelitian
Tata laksana dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Studi pustaka awal untuk mengkaji hal-hal yang berhubungan dengan penelitian ini.
2. Mengumpulkan data-data sekunder seperti peta penggunaan lahan dan peta administrasi.
3. Penentuan lokasi dan Persiapan plot erosi (petak erosi) dan perlakuan yang telah dirancang pada areal yang telah ditentukan dan penanaman rumput Setaria spacelata pada bibir teras dan koro merah yang akan ditumpangsarikan di lahan tembakau.
4. Pengambilan sampel awal untuk analisis awal sifat fisika dan kimia tanah dengan cara mengambil contoh tanah pada kedalaman 0 – 30 cm pada titik lokasi yang sudah ditentukan.
5. Analisis di laboratorium, diantaranya:
a. Sifat fisika tanah:
 Tekstur tanah dengan metode hidrometer (Balai Penelitian Tanah, 2005)
 Kadar lengas tanah (Balai Penelitian Tanah, 2005)
 Berat volume (BV) tanah (Balai Penelitian Tanah, 2005)
b. Sifat kimia tanah
 pH tanah dengan metode Elektrometri (Balai Penelitian Tanah, 2005)
 Kapasitas Pertukaran Kation (KTK) dengan metode Ekstrak Amonium Asetat (Balai Penelitian Tanah, 2005)
 Bahan Organik tanah dengan metode Walkey-Black (Balai Penelitian Tanah, 2005)
 N-total tanah metode Kjehdal (Balai Penelitian Tanah, 2005)
 P-tersedia tanah metode Bray I (Balai Penelitian Tanah, 2005)
 K-tersedia tanah metode ekstrak HCl 25% (Balai Penelitian Tanah, 2005)
6. Pengambilan sampel tanah dan pengamatan mikroflorafauna tanah menggunakan metode Plate Count (Iswandi, 1989) di Laboratorium Biologi Tanah.
7. Analisis data pertumbuhan tanaman tembakau, rumput Setaria spacelata dan koro merah.
8. Pengumpulan analisis data keseluruhan, interpretasi dan penyajian data
9. Pembuatan dan penyusunan laporan.
E. Variabel Pengamatan
Variable yang diamati meliputi :
1. Variabel utama
a. Mikroflora tanah, meliputi jumlah bakteri dan jamur perakaran tanaman
b. Data Pertumbuhan Tanaman
1. Pengamatan Tanaman Tembakau dilakukan setiap bulan selama 3 bulan berturut-turut, meliputi :
• Parameter Pertumbuhan (tinggi batang, lingkaran batang, panjang akar, jumlah daun, lebar dan panjang daun).
• Berat segar dan berat kering tembakau sisa panen.
2. Tanaman Rumput Setaria spacelata meliputi berat rumput segar dan kering yang dilakukan setiap bulan selama 3 bulan berturut-turut.
3. Tanaman Koro Merah meliputi Parameter Pertumbuhan (tinggi batang, lingkaran batang, panjang akar, jumlah daun, lebar dan panjang daun), bintil akar setiap bulan selama 3 bulan berturut-turut.
2. Variabel Pendukung
a. Keragaman Makrofauna tanah
b. Sifat fisik tanah diantaranya tekstur, Bulk Density (BV) dan kadar lengas tanah
c. Sifat kimia tanah diantaranya pH, C-organik, Kapasitas Pertukaran Kation (KTK), N-total, P tersedia, dan K tersedia tanah.
F. Analisis data
a. Analisis data mikroflora tanah
Data hasil penelitian dianalisis dengan uji F untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Sedangkan untuk membedakan kombinasi-kombinasi perlakuan digunakan Uji Rerata Perlakuan menggunakan uji DMRT.
b. Analisis Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Tembakau
Analisis pertumbuhan dilakukan pada saat tanaman Tembakau berumur 30 HST, 60 HST, 90 HST dan saat panen. Untuk analisis produksinya dilakukan setelah panen.
c. Analisis Produksi Rumput Setaria spacelata
Analisis produksi rumput Setaria spacelata dilakukan pada saat pemangkasan rumput.
d. Analisis Produksi tanaman Koro Merah
Analisis produksi tanaman koro merah dilakukan saat panen.
KERANGKA BERPIKIR

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Rapuhnya Daya Dukung Lingkungan Daerah Aliran Sungai Progo. http://mannusantara.blogspot.com/2008_03_01_archive.html. Diakses Tanggal 20 Februari 2009.
Djajadi. 2000. Erosi dan Usaha Konservasi Lahan Tembakau di Temanggung. Monograf Balittas No.5. Tembakau Temanggung. Balittas, Malang. hal: 40-46.
Balai Penelitian Tanah. 2005. Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk. Deptan. Bogor.
Gunarto, Lukman. 1990. Tanah Dan Kesuburan. Dalam http:// http://www.geocities.com/sonnywinata/allaboutTGH.html – 37k. Diakses pada tanggal 14 April 2009.
Suyana, J. 2003. Penerapan Teknologi konservasi Hedgerows Untuk Menciptakan Sistem Usahatani Lahan Kering Berkelanjutan. Diakses tanggal 10Maret 2009.
Suyana, J. 2009. Perencanaan Pertanian Konservasi Pada Usahatani Lahan Kering Berbasis Tembakau Di Sub-DAS Progo Hulu (Kabupaten Temanggung Propinsi Jawa Tengah). Draf Disertasi. Sekolah Pascasarjana, IPB. Bogor.


Tinggalkan komentar

Kategori